27 Agustus 2011

Khotbah Kisah Para Rasul 3:1-10

THE POWER OF JESUS’ NAME
OLEH ELISABETH N.


Pendahuluan   
          Saudara-saudara, Saya akan memperagakan sebuah sulap, silakan memperhatikan! (Menunjukkan suatu sulap: menghilangkan sepotong kain dalam Koran dengan menggunakan sebuah tongkat melalui kata kunci Bim Salabim).  Saudara, sulap tadi dapat berhasil dengan sebuah kata kunci, yaitu Bim SalabimMungkin beberapa dari kita berpikir, “wah kata kunci itu memiliki kuasa magic sehingga sulap bisa berhasil.” Apa yang SS pikirkan kalau saya berkata bahwa dengan kata kunci yang memiliki kuasa ini maka bila mengucapkannya saja persoalan hidup kita dapat diselesaikan, juga penyakit bisa menjadi sembuh, dan kita bisa mendapatkan apa yang kita minta terlebih segala harapan dan impian kita akan terwujud.  Wauw, walaupun kelihatannya sedikit berhayal, namun menyenangkan bukan bila memiliki kata kunci yang memiliki kuasa seperti itu.  Kalau ada kata kunci itu bisa menjawab seluruh pertanyaan hidup kita, siapa yang tidak mau?  Namun sayang Saudara-saudara, kata kunci bim salabim yang saya sebutkan tadi tidak benar-benar memiliki  kuasa.  Sulap tadi hanya sebuah tipuan (memperlihatkan letak menipunya).  Sehingga kita tidak perlu percaya tentang apapun berkaitan dengan kata yang sering dipakai oleh-oleh pesulap-pesulap itu.  Tapi ada satu kabar sukacita bagi setiap kita anak-anak Tuhan, karena di dalam Kristus, kita memiliki satu kata kunci yang betul-betul berkuasa.  Kata kunci itu adalah nama Yesus.  
         Nama Yesus adalah nama yang berkuasa sehingga sebagai anak-anak Tuhan selayaknya kita harus percaya dan menjadi saksi  atas kuasa nama Yesus
        Inilah  juga yang ditunjukkan oleh Petrus dan seorang lumpuh dalam perikop yang kita baca tadi, yaitu mereka percaya dan menjadi saksi atas kuasa nama Yesus.

I.             Percaya Akan kuasa nama Yesus (ay.1-7)
Penjelasan
         Saudara-saudara, kepercayaan adalah sebuah faktor penting dalam relasi.   Hubungan apapun dapat menjadi kurang sehat kalau tidak ada rasa saling percaya, entah itu relasi suami-istri, rekan kerja, sahabat, dll.  Begitu juga relasi kita dengan Tuhan.  Bagaimana kita dapat merasakan kuasa Tuhan kalau tidak menaruh percaya kepada-Nya?  Hal sebaliknya ditunjukkan oleh Petrus dan seorang yang lumpuh, mereka melihat kuasa nama Tuhan bekerja karena percaya kepada nama-Nya. 
            Saudara, mari kita perhatikan ayat 1-5.  Dalam bagian ini, ada seseorang yang sangat membutuhkan pertolongan, ia adalah orang lumpuh (ay.2).  Pernahkah Saudara membayangkan bagaimana rasanya menjadi orang lumpuh? Mungkin kalau saya bahasakan menjadi orang lumpuh dalam perikop ini sebagai berikut: “Saudara-saudara, sudah lebih dari 40 tahun saya menderita lumpuh, karena sejak lahir saya sudah cacat.  Setiap hari, saya diusung orang untuk mengemis, karena hanya itulah yang bisa saya lakukan.  Mungkin Saudara bisa menebak bagaimana mental saya.  Yah, saya hidup dari  belas kasihan orang.  Saya hidup sampai mati mungkin hanya untuk menderita.”
Pengemis itu mengemis pada posisi yang strategis, yaitu di pintu  Bait Allah yang dinamakan Gerbang Indah (Ditampilkan dengan power point). Gerbang Indah ini merupakan pintu yang menghubungkan halaman muka orang kafir (pintu halaman umum) dengan halaman wanita. Ini gerbang paling depan Saudara-saudara, jadi mau nggak mau, orang yang akan masuk ke Bait Allah pasti lewat pintu ini.  Namanya saja Bait Allah, jadi yang lewat ditempat ini adalah orang-orang religius, wajar jikalau mereka menaruh belas kasihan, apalagi bagi orang Yahudi, memberi sedekah itu adalah suatu bentuk penghormatan kepada Allah.  Saudara-saudara, Gerbang ini luar biasa indahnya, terbuat dari perunggu Korintus yang sangat mahal, nilai emas dan perak saja masih kalah.  Kalau pada zaman Saudara sekarang, seIndonesia bahkan istana merdekapun tidak bisa menandingi indahnya.  Jadi paling tidak, pengemis ini salah satu pemgemis elit, VIP (Very Important Pengemis)”.  Nah Saudara, sekilas begitulah gambaran tentang pengemis itu.
         Setiap ada orang yang lewat, hati pengemis itu selalu berharap, ”semoga dapat duit.”  Pengharapan itu juga yang ia rasakan saat Petrus dan Yohanes lewat untuk  berdoa sore jam 3, itu waktu berdoa untuk orang-orang Yahudi.  Lalu pengemis yang lumpuh ini meminta sedekah kepada mereka. Saudara-saudara, Dalam bahasa aslinya, tense yang dipakai untuk menerangkan kata “meminta sedekah” adalah imperfect, yang menunjukkan permohonan terus menerus.  Artinya, pengemis ini meminta bukan hanya sekali, namun meminta berkali-kali.  Dan yang aneh Saudara-saudara, Petrus tidak langsung memberikan sedekah, ia justru memperhatikan si pengemis dan berkata, “Lihatlah kepada kami!”  Mereka saling bertatapan tajam.  Si Petrus mencermati apa yang menjadi kebutuhan pengemis ini, “apakah uang atau sebenarnya butuh yang lain?” sedangkan si pengemis menatap Petrus dengan harapan, “Pasti sebentar lagi dapat sedekah?”. 
            Saat pengharapan si pengemis ini sudah memuncak Saudara-saudara, Petrus berkata, “Emas dan perak tidak ada padaku”.  Wah, hancur harapan si pengemis ini.  Namun Petrus mengerti bahwa bukan uanglah yang menjadi kebutuhan utama dari si lumpuh ini, ia membutuhkan hal lain yang jauh lebih berharga yaitu Kesembuhan di dalam Kristus.  Sehingga, Petrus melanjutkan pernyataannya,” Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”  Sambil Petrus memegang tangan kanan dan membantu orang lumpuh ini berdiri, apa yang terjadi SS? Kaki yang lebih dari 40 tahun tidak bisa bergerak sama sekali dan yang sepertinya tidak mungkin sembuh itu, tiba-tiba dapat berdiri dan melompat.  Alkitab tidak mencatat bahwa hal itu terjadi melalui proses, tetapi seketika itu juga artinya dengan cepat dan instan, kaki itu sembuh hanya melalui sebuah ucapan. Sungguh, kejadian yang mengherankan. Hal ini tentu membuat hati si pengemis ini mengalami kegirangan yang luar biasa.  Ia memperlihatkan hal tersebut dengan memuji Allah sambil lompat sana lompat sini, berjalan kian kemari mungkin sambil berseru, “haleluya, haleluya, aku sembuh !!!”
           Saudara, apa kunci dari keberhasilan kuasa nama Yesus supaya dapat menjawab kebutuhan pengemis itu untuk sembuh? Yaitu dengan percaya.  Ketika Petrus mengatakan, “Demi nama Yesus, berjalanlah!”,  ia tidak sedang mengatakannya dengan ragu-ragu atau dalam hatinya berkata, “aduh, ini nanti berhasil nggak ya?” Tidak ada perasaan seperti itu, Petrus mengatakannya dengan keyakinan yang penuh.  Begitu juga dengan si lumpuh itu Saudara-saudara,  dalam pasal 3:16 dikatakan bahwa karena kepercayaan, orang lumpuh tersebut beroleh kesembuhan.  Dan apa hasilnya? Kesembuhan itu nyata, Petrus melihat dan orang lumpuh ini merasakan bahwa nama Yesus itu memang berkuasa melakukan pekerjaan mengagumkan.
        Saudara saat itu, Petrus menyebutkan “Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret”.  Mengapa harus disebutkan Nazaret? Saudara-saudara, nama Nazaret ini sebagai identitas, ini nama yang dituliskan Pilatus pada kayu Salib (Yoh. 19:19) saat Yesus disalibkan.  Dengan begitu, kemungkinan tahulah orang lumpuh ini bahwa Nama tersebut adalah pribadi yang telah berkorban, Nama yang dianggap rendah dan tanpa kemuliaan oleh orang Yahudi, namun Ia sebenarnya adalah Mesias yang berkuasa. Saudara-saudara, Istilah nama memiliki siknifikan penuh dari seorang pribadi, sehingga Nama dengan Pribadi yang disebutkan itu tidak dapat dipisahkan yaitu Yesus, Nama yang menunjukkan pribadi Kristus sendiri.
         Saudara-saudara, sampai disini telah terbukti bahwa nama Yesus itu berkuasa, nama Yesus hebat, tidak ada kuasa dalam dunia ini yang lebih besar dari kuasa nama Yesus.  Berikut ini beberapa ayat Alkitab yang menyatakan kepada kita bahwa nama Yesus itu berkuasa. 
  • Kisah Para rasul 4:1 “di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.
  • Markus 16:17 “mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku.
  • Yohanes 14:26 “apa pun juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya. 
  • Kisah Para Rasul 4:30 “Adakanlah tanda-tanda dan mujizat dalam nama Yesus.”

       Beberapa ayat di atas hanya menyatakan  sebagian dari kuasa nama Yesus, masih banyak ayat-ayat lain yang memperlihatkan dengan tegas keberkuasaan nama Yesus yang sanggup melakukan segala perkara.

Ilustrasi 
        Saudara-saudara, ada seorang pemuda gereja yang gelisah dan takut karena ada tumor dalam lehernya.  Dokter berkata bahwa tumor itu harus segera diangkat, kalau tidak maka bisa membesar dan menabrak tenggorokannya.  Proses pernafasan dapat terhambat karena hal itu dan ujung-ujungnya berakhir pada kematian.  Namun Saudara-saudara, biaya untuk operasi tidaklah sedikit, apalagi tidak ada yang menjamin bahwa operasi akan berhasil 100%.  Ibu dari pemuda ini semakin takut, karena beberapa waktu sebelumnya ada seorang tetangga yang dioperasi dengan kasus yang serupa namun tidak sembuh, justru pulang hanya tinggal nama.  Kondisi mereka saat itu sama sekali tidak ada biaya yang dapat diperjuangkan.  Sedangkan pemuda ini sangat membutuhkan kesembuhan.  Mereka dalam keadaan yang sangat terjepit maka ibunya berkata, “Nak, tidak ada hal yang dapat kita lakukan.  Sekarang serahkanlah saja pada Tuhan, biar kehendak Tuhan yang jadi.”
           Lalu Saudara-saudara, Pemuda ini diajak oleh ibu pendetanya untuk berdoa meminta kesembuhan.  Selain doa pribadi, mereka punya proyek untuk berdoa bersama setiap hari digereja, disertai puasa.  Setelah selesai doa bersama, ibu pendeta ini biasanya mengecek leher pemuda itu.  Pada awal masa doa itu, hati pemuda tersebut masih gelisah, gentar, bingung dan takut mati.  Namun melalui segala proses, akhirnya hati pemuda ini berada pada satu titik dimana ia percaya penuh kepada Tuhan. Ia berserah kepada kehendak Tuhan dan menaruh segala harapannya dengan terus beriman.  Ia tidak fokus lagi dengan penyakitnya yang seakan-akan mustahil sembuh namun ia hanya fokus kepada kuasa nama Tuhan.  Saudara-saudara, Pemuda dan ibu pendeta ini berdoa bukan hanya dengan sekedar mengucapkan, “dalam nama Yesus” diluar kepada saja, tetapi dengan segenap hati dan jiwanya, mereka menaruh harapan kepastian dalam nama Yesus.  Lalu suatu kali saat mereka berdoa, pemuda ini merasakan ada suatu kuasa yang bekerja pada lehernya.  Selesai berdoa, ibu pendeta kembali mengecek keadaan leher pemuda itu, dan apa yang terjadi? Ibu pendeta itu berkata sambil kaget, “Loh, Nak, sudah tidak ada lagi benjolan dilehermu, iya benar”.  Setelah dicek ke dokter, memang benar, bahwa tumor itu telah terangkat.  Wah, pemuda ini gembiranya luar biasa Saudara-saudara, ia merasakan secara pribadi kuasa nama Yesus bekerja menyembuhkannya saat ia percaya dan Tuhan menyatakan kehendak-Nya. 

Aplikasi
      Saudara-saudara, adakah perkara yang tidak bisa dikerjakan oleh kuasa nama Yesus? Kuasa nama Yesus tidak terbatas, bukan hanya pada menyembuhkan penyakit, Nama-Nya sanggup melakukan segala perkara termasuk menjawab pergumulan hidup kita, merubah hidup orang, dll.  Namun, bagaimanakah dengan kita? Ketika kita berkata, “Tuhan, aku butuh sembuh; Tuhan, aku butuh solusi dari persoalan hidupku yang ini dan itu”, apakah kita telah memiliki sikap hati yang benar yaitu percaya penuh kepada-Nya?  Saudara-saudara, percaya itu artinya menaruh pengharapan dan iman yang pasti walaupun berada dalam ketidakpastian, percaya artinya tidak kuatir, percaya artinya berserah penuh kepada kehendak Tuhan, percaya artinya yakin tanpa keraguan akan kuasa Tuhan yang sanggup melakukan apapun.  Saudara-saudara, apakah yang seharusnya menjadi fokus kita? Apakah pada penyakit yang tidak sembuh-sembuh, masalah tidak selesai-selesai, jalan keluar sudah buntu, dll? Tentu tidak.  Namun Saudara-saudara, marilah kita fokus untuk percaya akan nama Tuhan yang benar-benar memiliki kuasa sehingga ketika kita berdoa dan menyebutkan, “dalam nama Yesus”, kita tidak menyebutkannya di luar kepala saja namun dengan segenap hati dan jiwa kita, kita percaya, mengandalkan dan berserah penuh akan kuasa  nama-Nya.
          Saudara-saudara, nama Yesus sanggup melakukan perkara yang spektakuler seperti kesembuhan orang lumpuh tadi, nama-Nya pun sanggup melakukan hal yang sama dalam hidup kita.  Ketika kita menjadi milik Tuhan dan Tuhan adalah miliki kita, kita diberi kuasa dalam nama-Nya.  Saudara-saudara, biarkan nama itu memiliki arti yang besar dalam hati kita dan mempercayai kuasa Nama tersebut dalam segala aspek kehidupan kita termasuk dalam segala pergumulan hati kita.
         Karena dengan kita percaya, kita bukan hanya mendengar dari orang lain bahwa nama Yesus itu berkuasa, tetapi kita sendiri dapat melihat dan merasakan bahwa nama Yesus berkuasa, seperti apa yang dirasakan orang lumpuh tadi.

II.    Menyaksikan kuasa nama Yesus (ayat 8-10).
Penjelasan
         Saudara-saudara, setelah kejadian ajaib nyata atas orang lumpuh itu, apa yang terjadi selanjutnya?  Apakah orang-orang yang menyaksikan hal tersebut hanya berkata dengan ekspresi yang biasa, “ow, orang lumpuh yang itu sudah sembuh?” Tidak.  Mereka sebelumnya sudah kenal betul siapa si lumpuh itu dan bagaimana keadaannya. Bisa jadi, orang-orang itu dulu menilai orang lumpuh tersebut seperti ini, “oh, orang lumpuh ini? Ya sudahlah, namanya saja lumpuh sejak lahir, cacat gak bisa ngapa-ngapain, mungkin bakal mengemis seumur hidup, kasihan sih, tapi pasrah ajalah, trima nasib.”    Tetapi Saudara-saudara, saat mujizat itu nyata di depan mata mereka bahwa orang lumpuh ini menjadi sembuh, ayat 10 menjelaskan ekspresi mereka dengan dua kata: tercengang dan takjub.
          Saudara-saudara, bahasa asli dari kedua kata tersebut adalah qambouj kai ekstasewj.. Kombinasi kedua kata ini menunjukkan dampak emosi yang hebat akibat pengalaman yang dialami seseorang.  Saudara-saudara, seandainya kita disana dan melihat kejadian tersebut, mungkin kita hanya bisa melotot, diam terpaku, terheran-heran atau tidak dapat berkata-kata lagi.  Juga mungkin satu sama lain akan diskusi, “Eh orang yang lompat dan nyanyi itu bener orang yang lumpuh tadi? sekarang kok bisa jalan dan lompat ya??” Saudara-saudara, kejadian tersebut memiliki daya tarik yang besar dan menjadi pusat perhatian orang-orang yang menyaksikannya.  Hal ini karena mereka kagum dan terpesona melihat bagaimana Allah menyatakan kuasa nama Yesus melalui Petrus dan orang yang lumpuh itu. Saudara-saudara, Petrus dan orang lumpuh tersebut menjadi saksi yang dijadikan alat oleh Tuhan untuk menyatakan kebesaran kuasa nama Yesus.

Ilustrasi
        (Menampilkan foto/video) Saudara-saudara, beberapa tahuan yang lalu kita mendengar ada seorang anak SD yang memiliki batu sakti untuk dapat menyembuhkan berbagai penyakit.  Siapa SS? Namanya adalah Ponari. Menurut berita yang beredar, penghasilannya dapat mencapai 1M perbulan karena orang yang datang padanya untuk berobat mencapai jumlah ribuan.  Lalu saya berpikir: mengapa Ponari sampai sedemikian terkenal? Ternyata hal itu karena orang banyak bersaksi dari mulut ke mulut untuk menyampaikan kabar bahwa batu Ponari itu sakti.  Bahkan mereka sampai menulis kabar di internet, menyiarkan di TV, radio, dlsb sehingga banyak orang menjadi tahu.  Saudara-saudara, bukankah nama Yesus yang kita miliki punya kuasa yang jauh lebih besar dari Ponari? Bagaimana orang lain dapat tahu bahwa Nama itu berkuasa kalau kita tidak bersaksi kepada mereka? Saudara-saudara, cerita pemuda yang sembuh dari tumornya tadi adalah kesaksian dari ayah saya sendiri.  Ketika saya mendengar hal itu, sempat membuat saya termenung. Kesaksian tersebut sungguh menjadi berkat dan membuat saya mengerti bahwa kuasa Nama Yesus bukan hanya terjadi dalam Alkitab saja tetapi bekerja nyata dalam kehidupan ini. Yang saya tahu ayah saya tidak hanya bersaksi kepada saya, ia juga bersaksi kepada orang-orang lain.

Aplikasi
       Saudara-saudara,  Bukan hanya Petrus dan orang lumpuh dalam Alkitab saja yang dapat dijadikan alat oleh Tuhan untuk mewartakan kebesaran kuasa nama Yesus.  Kita pun dapat menjadi saksi seperti mereka.  Bahkan hal itu seharusnya menjadi bagian kita ketika kita menjadi anak-Nya dan diberi kuasa dalam nama-Nya, apalagi ketika kita melihat atau merasakan kuasa nama Yesus secara pribadi.  Ini adalah tugas yang mulia.  Bagaimana caranya? Macam-macam SS: bisa melalui doa kita, kesaksian kita, atau melalui percaya dan pengandalan hidup kita akan kuasa-Nya.  Saudara-saudara, ada banyak orang yang berada di sekitar kita: keluarga, sahabat, rekan kerja, dll. Nyatakanlah kepada mereka baik itu yang seiman ataupun yang bukan, bahwa nama Yesus itu berkuasa melalui kesaksian hidup kita.  Dengan demikian, bukan hanya kita yang merasakan bahwa nama Yesus itu berkuasa namun biarkanlah mereka juga dapat tercengang dan takjub kepada Dia.

Penutup
              Saudara-saudara, Allah telah menyatakan dengan jelas kepada kita bahwa nama Yesus itu berkuasa.  Biarkan nama yang Agung itu memiliki arti yang besar dalam hati kita sehingga kita terus percaya akan kuasa Nama itu dan kitapun dapat melihat serta merasakan kebesaran kuasa nama-Nya.  Dan yang tidak boleh ketinggalan, kita memiliki tugas yang mulia untuk memamerkan kuasa Nama Yesus kepada orang lain melalui kesaksian kita, sehingga mereka dapat tahu terlebih-lebih kagum akan kebesaran nama Yesus. 
         Saudara-saudara, kabar ini adalah kabar indah yang mengandung sukacita besar di dalamnya.  Bukankah satu kebahagiaan ketika kita dapat percaya dan merasakan kuasa nama Yesus, apalagi menjadi alat untuk bersaksi oleh-Nya? Allah menanti kita meresponi dan menghidupi kabar sukacita ini.  Oleh karena itu, mari kita belajar untuk melakukannya. 

Amin

1 komentar:

  1. Amin.... Luar biasa nama Yesus nama diatas segala nama. Nama yg berkuasa. Dahsyat....

    BalasHapus